Beda Pedagang dengan Pembisnis??
21.50 Edit This
Mengapa harus memahami
hal ini? Kan keduanya sama-sama menghasilkan?
Ya, berbisnis dan berdagang adalah sama-sama menghasilkan, yang membedakan
adalah mindsetnya. Kita perlu memahami hal ini agar tidak melakukan kekeliruan
lanjutan dalam menjalankan usaha kita. Okey, kita mulai saja ya…..
Siapa sangka bahwa teori ekonomi
dan prinsip ekonomi yang kita pelajari di sekolah ternyata tidak mampu membuat
kita bisa membedakan makna antara : “DAGANG” dan “BISNIS”. Padahal, pengertian
mengenai makna kedua kata itu harusnya menjadi ILMU DASAR yang harus dikuasai
setiap orang untuk mengentaskannya dari kemiskinan.
Kita sering keliru memahami bahwa
bisnis itu ya..dagang, atau dagang merupakan bagian dari bisnis. Padahal
keduanya sangatlah berbeda. kita hanya diajarkan dan memahami bahwa berDAGANG
dan berBISNIS itu adalah melakukan usaha untuk mendatangkan keuntungan.
Ketidakpahaman makna sebenarnya dari dagang dan bisnis ini membuat kita yang
memiliki tujuan mulia untuk berbisnis, justru terjerumus menjadi BERGADANG eh,
berdagang. Kita tidak pernah menyadari hal ini sampai merasakan bahwa hasil
yang kita peroleh dari berjualan selama bertahun-tahun tidak pernah meningkat.
Mimpi jadi konglomeratpun terpeleset jadi tetap melarat.
Mari kita perhatikan perbedaan
dasarnya:
BERDAGANG: titik beratnya kepada hasil/keuntungan
instan dan langsung dapat dirasakan.
BERBISNIS: lebih menitikberatkan pada hasil jangka
panjang yang lebih besar.
Berbeda sekali, kan?
Jika berdagang sifatnya adalah ambil untung, instan/segera, dan temporal
sekali, maka berbisnis itu sifatnya jangka panjang sehingga membutuhkan visi
yang jauh ke depan. Setiap orang mampu berdagang, namun hanya sedikit yang
punya visi besar menjadi pebisnis. Inilah sebabnya mengapa para pengusaha kaya
itu yang hanya sedikit saja jumlahnya, tapi mampu menguasai 80% perputaran uang
dan pengusaha kecil yang jumlahnya jutaan orang itu hanya memperebutkan 20%
sisanya.
Pengusaha kecil, serigkali telah menganggap diri mereka telah melakukan
bisnis, padahal sejatinya meraka barulah jadi pedagang saja. Pemahaman keliru
seperti ini telah memacu kita untuk melakukan kekeliruan-kekeliruan lanjutan,
yang sungguh menyesatkan dan mengurung diri kita menjadi orang yang “ITU-ITU
SAJA”.
Apa saja kekeliruan lanjutan yang
terjadi ? Oke, kita lanjutkan di artikel selanjutnya ya…..
KEKELIRUAN LANJUTAN PEDAGANG YANG INGIN BERBISNIS
1. Ingin
mendapatkan hasil besar dalam waktu singkat
Banyak orang yang ingin berbisnis berpikir bahwa menjadi seorang pewirausaha
dapat menyelesaikan permasalahan keuangannya dalam waktu singkat. Pikiran
seperti ini akan sangat mempengaruhi tindakan kita dalam berbisnis. Sehingga,
demi memenuhi target mendapatkan hasil besar dalam waktu singkat, segala cara
dihalalkan. Misalnya, produk yang masih “lemah” kualitas dan brand nya
dipaksakan masuk pasar tanpa nilai tambah apapun. Akibatnya bisa ditebak,
produk tidak laku, atau banjir komplain dari pelanggan.
Strategi marketing juga kadang dilakukan serampangan dengan jor-joran
penetrasi pasar kemana-mana tanpa dukungan kapasitas manajemen. Bukan untung besar yang didapat, tapi badai besar
akan dituai. Maka, jangan berpikir akan mengambil untung besar dalam
waktu singkat. Lakukan segala prosesnya, nikmati, perbaiki sistemnya
sembari berjalan. Jangan tergesa-gesa. Ingat kata kuncinya: “SEGERA BERTINDAK”
itu berbeda dengan “TERGESA-GESA”.
2. Persiapan mental investasi yang salah, yaitu berinvestasi Jangka Pendek
Mental seorang pedagang -yang
bepikiran jangka pendek- tidak akan mampu menghadapi tekanan dalam dunia bisnis
yang sesungguhnya. Pedagang menginvestasikan uangnya untuk jangka pendek,
sehingga perputaran uangnya cepat, bahkan sangat cepat. Padahal seorang
pebisnis berinvestasi untuk jangka panjang, sehingga perputaran uangnya
terlihat lambat. Jika salah mengantisipasi keadaan, salah memutuskan reaksi
terhadap usaha kita, dalam waktu satu dua tahun kita akan bangkrut karena modal
belum lagi kembali, sedangkan operasional dikeluarkan tiap bulan. Hal ini
sering dialami oleh wirausahawan pemula yang mengandalkan permodalan usahanya
dari hutang jangka pendek seperti KTA atau kartu kredit.
Menjadi pebisnis, mesti siap
mental untuk melakukan investasi dalam jangka panjang dan memperhitungkan
segala kemungkinan yang bisa terjadi setiap hari, setiap minggu, selama periode
pengembalian modal (BEP) belum tercapai.
3. Pedagang bekerja sendirian
Pedagang biasa bekerja sendirian.
Jikapun mempunyai karyawan, biasanya hanya karyawan yang dia persiapkan untuk
membantu pekerjaannya saja, bukan sebagai pengembang usahanya. Mestinya,
seorang pebisnis tidak dapat bekerja sendirian karena permasalahan yang
dihadapi sangat kompleks. Pebisnis harus segera membuat dan membentuk
organisasi, dan dia adalah pemimpin organisasi itu. Ironis, banyak pelaku usaha
yang bisnisnya mulai berkembang, namun tetap saja bekerja sendiri. Sistem
manajeman yang diterapkan adalah sistem sentralisasi, diamana semua simpul
manajemen mengarah hanya pada dirinya sendiri. Pebisnis yang sejati harus
menerapkan sistem manajemen yang desentralisasi.
Menerapkan sentralisasi manajemen
seperti ini akan berakibat fatal. Begitu si pengusaha sakit, atau salah
mengambilkeputusan, maka bisnisnya pun ikut sakit dan salah.
Maka, segera “DELEGASIKAN” bisnis
anda….SEGERA! percayakan pada orang lain untuk
mengembangkannya..delegasikan…delegasikan….delegasikan…
Simpulan:
Lihatlah, betapa fatalnya akibat
dari keliru menterjemahkan “BERDAGANG” dan “BERBISNIS”. Taruhannya sangat
besar, masa kini dan masa depan kita, bos!!!
Gambaran ini, setidaknya dapat membantu kita mulai memikirkan secara jelas konsep-konsep manajemen yang kita anut dalam usaha kita. Sehingga kita mampu membangun setahap-demi setahap kerajaan bisnis kita.
Gambaran ini, setidaknya dapat membantu kita mulai memikirkan secara jelas konsep-konsep manajemen yang kita anut dalam usaha kita. Sehingga kita mampu membangun setahap-demi setahap kerajaan bisnis kita.
….fokus pada harta (keuntungan sesaat), membuat kamu lelah, tapi
fokuslah pada manfaat dan membangun relasi, ini sangat jangka panjang…dan
begitulah seharusnya seorang pebisnis…..
Dalam memulai bisnis, yang terpenting adalah keberanian dan kecepatan…
Terus, soal kesempurnaan? akan
nyusul sambil jalan. Nah, sekarang saatnya kita sempurnakan! Ayo
wirausahawan muda…kita sempurnakan segera usaha kita….